Mesin cetak merupakan mesin yang saat ini sudah banyak beredar di usaha digital printing. Namun jika sudah banyak yang belum tau mengenai sejarah dari mesin cetak ini. Namun sebelum kita lihat dan ketahui mengenai sejarah dari mesin cetak ini, bagi anda yang ingin membeli berbagai jenis mesin digital printing untuk usaha percetakan anda, anda bisa beli berbagai jenis mesin digital printing hanya di Telson. Telson merupakan salah satu distributor mesin digital printing terbesar di Indonesia yang menyediakan berbagai jenis mesin digital printing yang berkualitas, mulai dari mesin laminating, mesin creasing, mesin jilid, mesin potong, mesin hard cover maker, mesin hot print, mesin sablon, mesin press, mesin offset, mesin pemotong kertas, mesin potong kartu nama, mesin mata ayam, mesin rel, mesin lem, mesin glue binding, dan masih banyak berbagai jenis mesin lainnya. Telson juga menjual sparepart dari mesin-mesin tersebut.
Mesin cetak pertama sudah ditemukan saat Johan Gutenberg yang menemukannya. dan pers pertama pada tahun 1439. Sampai saat ini kita sering kali menggunakan printer, namun mesin ini sudah banyak sekali mengalami perubahan sejak 600 tahun lalu dan sejak Gutenberg menemukannya . Mesin yang digunakan secara manual dan juga mahal membuat mesin cetak ini tetap sama seperti ratusan tahun yang lalu. Dan nama mesin cetak kala itu adalah Gutenberg Tekan, dimana diambil dari sang penciptanya Johan Gutenberg yang merupakan seorang tukang emas, pada tahun 1439 itu dibuatnya dengan menggunakan kayu, dan hal ini dianggap merupakan revolusi yang tepat dalam industri percetakan, dan meskipun harus dilakukan secara manual, sampai tinta blok teks, dan itu sangat mempercepat proses cetak buku.
Uap Percetakan Tekan
Diciptakan pada tahun 1800-an, uap mesin tekan adalah langkah besar berikutnya dalam transmisi industri percetakan. Sebagian besar desain asli dari Gutenberg tetap tidak berubah sampai saat itu.
uap pers, yang terbuat dari besi tuang, diperbolehkan dua kali ukuran cetak dan gaya kekuatan yang dibutuhkan 90% lebih sedikit untuk mencetak dengan benar. Hal ini masih bisa hanya menghasilkan 250 cetakan per jam, tidak mengikuti standar saat ini, sampai 1814, ketika pers otomatis pertama di ciptakan, yang sangat meningkatkan efisiensi pencetakan buku dan surat kabar.
Bandingkan bahwa untuk menekan digital printing sepenuhnya otomatis hari ini, yang mampu menangani semua warna, font dan mencetak ukuran, dapat menghasilkan sebuah surat kabar dan dapat mencetak 230 halaman A4 per menit pada 1200 titik perinci.
Mesin Cetak Elektronik Pertama
Kemampuan untuk membuat mesin cetak sederhana digabungkan dengan jam Seiko sadar diberitahu bahwa dengan semua kemampuan yang ada mereka bisa membuat "mesin cetak" pencetakan elektronik sederhana. Pasa tahun 1968 dibuatlah mesin cetak generasi pertama dengan seri EP-101. Cara pengoperasiannya sederhana, yaitu dengan memutar sabuk karet berisi deretan angka 0 sampai 9 dan A sampai Z berdasarkan informasi yang diterima.
Pertama mesin cetak elektronik di dunia yang telah diterima dengan baik. Seiko bahkan "dipaksa" untuk membuat produk yang jauh lebih canggih dari sekedar mencetak angka 0 sampai 9, ditambah alfabet. "EP-101 tidak bisa berhenti di sana, ia harus memiliki generasi berikutnya yang diciptakan anak-anak seri EP. Jadi jika diliat, EP, ditambah Son (laki-laki) membentuk kata EPSON adalah dimana sejarah itu dimulai, "kata Minoru Usui (Presiden Seiko Epson Corporation) saat menceritakan sejarah perusahaan di sela-sela Epson Micro Piezo Tekan tour 2010.
Itu dia sejarah singkat bagaimana awalnya terbuatnya mesin cetak, karena mesin cetak sangat penting dan sangat berguna saat ini sehingga itu lah yang membuat mesin cetak bertambah canggih dari waktu ke waktu, dan jika anda ingin mendapatkan mesin cetak dan berbagai jenis mesin digital printing lainnya yang berkualitas, anda bisa beli hanya di Telson yang merupakan distributor mesin digital printing terbesar di Indonesia yang menyediakan berbagai jenis mesin digital printing beserta sparepartnya.